REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kapten timnas Prancis, Hugo Lloris, mengatakan, ada terlalu banyak tekanan pada pemain untuk memprotes Piala Dunia 2022 di Qatar. Tuan rumah mendapat tekanan kuat atas perlakuannya terhadap pekerja migran dan undang-undang sosial yang membatasi.
Akibatnya, banyak tim peserta Piala Dunia yang mengemukakan kekhawatiran jelang pembukaan pekan depan. Qatar membantah telah mengeksploitasi pekerja. Bulan lalu, Australia dan Denmark mengungkapkan protes mereka soal HAM.
Awal bulan ini, FIFA mendesak negara peserta untuk fokus pada aspek sepak bola dan bukan bicara soal politik seputar tuan rumah. Lloris pun sepakat dengan FIFA soal permintaan kepada negara-negara peserta untuk tidak meributkan hal di luar sepak bola.
''Sejujurnya, saya setuju (dengan sentimen FIFA). Terlalu banyak tekanan pada para pemain,'' kata Lloris, dikutip dari ESPN, Selasa (15/11/2022).
Menurut kiper Tottenham Hotspur itu, jika mau memberikan tekanan, seharusnya dilakukan 10 tahun lalu, ketika Qatar hendak ditunjuk sebagai tuan rumah. Sekarang, lanjut dia, sudah terlambat, karena Piala Dunia sudah kurang dari sepekan lagi.
''Anda harus memahami, bagi pemain kesempatan ini terjadi setiap empat tahun dan Anda ingin setiap kesempatan berhasil di lapangan. Sisanya untuk politisi, kami adalah atlet,'' tegas Lloris.